Rabu, September 24, 2008

cooking with love

setiap orang pasti punya bakat dan kemampuan masing-masing. tapi memasak pastilah bukan bagian dari bakat saya. masih ingat tentang risoles buatan saya yang gagal total? ah sebenarnya dapur juga bukanlah pantangan saya untuk dikunjungi. sempat beberapa kali bahkan saya berhasil memasak jenis sayur-sayuran ketika ibu saya tercinta terlalu sibuk dengan ritmenya. tapi itu hanya sesekali. sekali lagi, hanya sesekali.

awal2 pernikahan saya sempat begitu excited'nya menjadi seorang istri. apapun akan saya lakukan. dari menyiapkan baju suami, (sok2an) masak makanan kegemarannya, et cetera lah. semua saya lakukan untuk membuat dia nyaman berada di rumah. yang paling sering ya sok2an masak itu. kadang juga berbagi resep sama evva, saling sapa hari ini masak apa. hasilnya? yah, ada yg dia bilang enak sampai "aku nggak tahu ini rasanya harusnya bagaimana"... thanks anyway to be honest y hun...^^

sampai2 sahabat saya memberi hadiah buku resep cooking with love - kumpulan resepnya almh. bunda inong. saya sangat bersemangat sekali dengan buku itu, tapi sampai sekarang masih trauma untuk memulai salah satu resepnya. apalagi kalau melihat kiprah bunda inong di dunia masak-memasak. ah, kalau dia, saya percaya selalu memasak dengan cinta, dengan hati. saya? mudah2an bisa juga seperti itu...^^


cooking with Love- kumpulan resep almh. bunda inong

lalu sabtu kemarin, saya berniat sekali mempraktekan resep puding biskuit oreo dari buku resep lain yang baru saja saya beli. maksud hati ingin mempersembahkan si puding di acara perpisahan rimeh malam nanti. ah ya, selama ini puding memang jadi andalan saya. kalau masakan dengan berbagai macam rempah2 saya memang masih harus banyak sekali belajar.

puding ini membuatnya sebenarnya cukup mudah [resep akan saya posting belakangan.red] tapi butuh ketelatenan dan kehati-hatian yg cukup tinggi. yang paling menarik buat saya adalah puding ini dicetak di tabung2 mika yang saya gunting2 dan buat sendiri.
adonan 1- adonan2- kocok2 telur semua lancar. sampai akhirnya tiba saatnya memasukkan adonan ke tabung2 mika yang sudah saya siapkan. disinilah tingkat kehati-hatian mutlak dibutuhkan, bodohnya saya, tak hati2 memasukkan adonan2 itu ke tabung mika. akibatnya salah satu tabung tersenggol tangan saya dan bum...persis seperti efek domino, semua tabung yang sudah dijajar rapi berhamburan sudah isinya. dari 20 tabung yang saya siapkan, hanya 6 yang bisa terselamatkan.

alih2 ingin tetap membawa puding untuk acara malam nanti, resep pun berganti. akhirnya saya membuat puding coklat jeruk andalan saya. adonan jeruknya sukses, tapi adonan coklatnya kurang gula dan kurang air jadi sedikit agak keras. malamnya selesai acara saya tak pulang ke rumah. minggu malam saya baru teringat si puding oreo yang berhasil saya selamatkan. saya cari2 di lemari es nggak ada, saya curiga dibuang oleh ibu tercinta karena dipikirnya produk gagal saya lagi. iseng, saya tanyakan. ternyata sudah kandas masuk ke perutnya dan perut mbak sum.

sampai saat ini saya tidak tahu rasanya seperti apa, berhubung waktu itu saya membuatnya dalam keadaan berpuasa, jadi tak tahu apakah adonannya pas atau tidak. tragisnya, waktu saya berniat membuatnya kembali, ibu saya dengan cepat berujar "nggak usaaaaaah..."

ada yang berubah di bebek goreng Yogi


saya ingat betul kapan pertama kalinya menyantap makanan ini, yaitu di festival jajan bango 2007. waktu itu antriannya bener2 ular naga panjangnya. akhirnya saya dan beberapa teman dalam satu rombongan mendelegasikan tugas ini pada mas arif n nina yg udah ngantri duluan. heheheee...
kesan pertama waktu itu masih biasa (biasa enak maksudnya), cuma takjub aja sama sambel mangganya, enak dan seger bgt. hari2 selanjutnya ya kita jabanin langsung ke restonya. model makan disini adalah datang-antri ambil makanan-antri bayar-antri cari duduk...yup...saking rame dan kecilnya tu tempat. kalo buat kumpul2 n kongkow2 mah ga cucok sm sekali. begitu porsi nasi di piring udah mulai kandas siap2lah dpt tatapan tajam dr pelanggan yg belom kebagian tempat, krn mereka pasti mengincar singgasana kita saat itu...

beberapa hari ini entah kenapa kangen bgt sama si bebek goreng, akhirnya br semalem kesampean makan disana. seperti judul thread di atas, ada yg berubah disini. first, layout dan interiornya, lebih rapi dengan meja dan kursi baru yg dibuat dari kayu jati belanda. ok lah, jd terlihat lebih lega dan bersih aja. nah model makannya kali ini nggak ngambil sendiri, tp mirip di hokben yg kita tunjuk2 sm si embak yg jagain, trus diambilin deh. menunya sih masih sama, ada bebek lada hitam-bebek cabe ijo- bebek goreng- bebek bakar- bebek rica2, sekarang malah tambah menu baru burung dara goreng- oseng bebek- balado telur asin cabe ijo- sama sesuatu yg ditusuk2 seperti sate, tp saya nggak tahu itu bebek atau bukan. sebelnya nasi uduk yang saya idam2kan ternyata ludes sudah.

nggak enaknya model pelayanan seperti ini si embak
dengan suksesnya menuang bumbu rica'nya di nasi saya. dan itu rasanya pedes bgt. hasilnya, bukan saya makan bebek dengan sambel rica, tp sambel rica dengan bebek. lebih enak dengan sistem pengambilan yang dulu, kita ambil sendiri bebek yang kita mau, dan biasanya saya mengambil bebek lada hitam dan curi2 sambel ijonya dikit2. hihihiii...mungkin ini sebab musababnya, jd sekarang makanannya diambilin, mengurangi resiko pencurian sambel dan bumbu2 yang lain... heheheee...


penampakan si bebek rica2, tp gambar colongan dari sini

berbekal 2 nasi bebek yang sudah dibayar lunas kita cari t4 duduk. tapi mau mulai makan aja kayaknya atmosfernya nggak enak bgt. berisik. berisik orang makan, orang ngobrol, orang ngantri, pelayan yg nanya2in mau pesen apa, dan yg lebih parah lagi ada suara dari TV dan mulan jameela yang menusuk2 dari belakang. huugh, mau ngobrol aja males bgt krn harus teriak2, jadinya kita hanya bisa konsentrasi ke makanan masing2. atmosfernya bener2 kayak di food court sebuah mall yang gedumbrengan disana sini. so far, i don't like food court.

kalo dulu selalu ada mbak2 dan mas2 yang siap sedia berdiri di area resto untuk nanyain tambahan pesanan kita selanjutnya, kali ini mereka entah kemana. padahal dulu saya paling suka dengan pelayanan mereka. kalo mau tambah teh botol aja nggak usah antri lagi udah tinggal dibawain sm mereka. dan yg lebih menyenangkan lagi mereka selalu ramah2. sekarang sepiii...mungkin pada teraweh atau udah pulang kampung.

soal rasa, bener belum berubah, tetap membuat addicted. bebek rica2nya bener2 terasa sampe ke tulangnya...nyam...nyam...nyam...
Senin, September 15, 2008

Shinning Star'nya Shinning Wendy




minggu 24 agustus lalu menemani suami'ku menghadiri open house dan diskusi arsitektur di sekolah hasil olah desainnya Wendy Djuhara. jujur, awalnya males bgt dateng ke acara ini. i don't like community, saya tak suka juga berada di dalamnya, menjadi bagian dari entah apa yg secara psikologis mampu mengangkat derajat diri sendiri di depan orang lain (baca: sombong). tapi melihat suami yg begitu antusias tak tega juga saya menolak ajakannya dan membiarkan dia ucluk2 berangkat sendirian.

sampai disana meruanglah kami, berputar dari satu bidang ke bidang yang lain, dari satu rasa ke rasa yg lain.
shinning star adalah sebuah sekolah preschool & kindergarten yang terletak di komplek perumahan di bilangan bintaro sektor 9. bentuk bangunannya sendiri sebelumnya adalah 2 rumah yang dijadikan satu. bangunan berbentuk huruf U yang bagian tengahnya dijadikan playground. yang membuat menarik adalah deck pada playground ini bisa digeser mepet ke dinding lalu berubahlah menjadi panggung untuk anak2 pentas dan beraksi setiap minggunya.

sekolah ini terdiri dari 3 lantai dengan roof garden di bagian atasnya. menyenangkan sekali berada di atas sana, walau agak panas tp cukup bisa mendatangkan inspirasi. sayangnya sepertinya anak2 dilarang mengakses bagian ini krn roof garden bisa diakses melalui ruang guru yang tidak bol
eh diakses anak2. bingung kan? ya mungkin anak2 bisa kesana dengan pengawasan guru2nya mengingat tangga menuju kesana cukup bahaya krn dipasang tanpa railing.

ini dia arsiteknya; Wendy Djuhara


dari penjelasannya mbak wendy bangunan ini memang awalnya didesain dengan low budget. jadi penggunaan materialnya juga diperhatikan betul. yang menarik adalah lantai yang finishingnya hanya di Aci dan nggak pake keramik, juga penggunaan kayu jati belanda pada setiap pintu, tangga dan beberapa built in'nya. yang paling menyita perhatian saya adalah kaca dan pintu kaca di setiap ruang kelasnya yang langsung menuju taman di sebelahnya. saya hanya khawatir anak2 berlarian dengan polosnya menuju taman tanpa tahu disitu ada kaca krn memang hampir tak terlihat sama sekali.

peletakkan roaster pada fasade bangunannya juga cukup unik. dipasang random selang seling dan pada bagian kosong sisi dalamnya dipasang cermin untuk anak2 belajar sikat gigi krn letaknya persis di bagian kamar mandi.

well, rasanya saya tidak bisa lebih baik lagi menjelaskan secara arsitektural, mengingat ini bukanlah karya saya. saya hanyalah penikmat, pencari ruang dan rasa. =)

nah,yang ini sedikit bonus dari saya: *narsis mode on* ^^



balada risoles

risoles adalah makanan kegemaran saya. dari mulai yg isinya ragut, bihun/ soun, smp yg paling modern skrg berisi daging2an & keju. saya ingat betul pertama kalinya gila risoles, waktu itu dibawain seorang teman di sebuah bimbingan belajar,konon ibunya setiap hari bikin risoles untuk ditipin di toko kue entah dimana. rasanya?? wuah, itulah risoles dengan rasa klasik terenak yg pernah saya makan saat itu, rasanya benar2 masih melekat di lidah saya smp sekarang, dan belum bisa saya temukan tandingannya. pertemuan seminggu 2 kali di bimbingan belajar itu tak pernah dilewatkannya tanpa membawa risoles. semakin hari semakin banyak saja yang dibawanya, sekalipun saya nggak pernah bosen dengan rasanya.

risoles kedua terenak buat saya ketika atasan saya datang pagi2 membawa risoles yg sudah modern dari sebuah cafe ternama di jakarta. terlalu modern, makannya pun tak lagi dengan cabe rawit/ saus pedas tapi dengan mayoneise. berhubung hanya bawa sedikit dan harus dibagi rata dengan teman2 kantor waktu itu, jadilah 1 potong risoles dibagi dua. isinya smoked beef, telur rebus dan keju, jangan tanya rasanya, saya sudah bilang inilah risoles kedua terenak yang pernah saya makan.

pernah juga datang kiriman risoles bermerk yang dikirim supplier untuk menu berbuka puasa. isinya sama persis seperti keluaran cafe tadi tapi rasanya jauuuuh, sama sekali tak enak. hanya menang isinya lebih padat aja. mungkin itu yg bikin tekstur si risolesnya menghilang.
lalu datang lagi kejutan di hari lamaran saya. seorang adik sepupu datang dengan risoles buatannya sendiri. jangan paksa saya untuk terlihat anggun hari ini, krn risoles2 di depan mata benar2 menggoda iman... =)

sampai kira2 2 bulan yg lalu evva mengirimkan resep american risoles di YM saya. dari hasil percobaan dia sih katanya enak dan gampang buatnya. saya simpan rapi resep itu sampai seminggu yang lalu tepat minggu pertama bulan ramadhan baru saya membukanya kembali. setelah sedikit memaksa suami mengantar beli bahan2nya, langsung saya berkutat di dapur. ah, pasti enak buka puasa pake risoles sore nanti. dan dengan cerianya saya mengikuti step by step setiap aturan di resep itu. sampai pada tahap membuat kulit, gagal total. entah kurang/ kelebihan apa, si kulit tak mau membentuk dadar panci teflon yang sudah saya siapkan, bentuknya pun lebih mirip roti cane, tebal dan sudah pasti tidak bisa digulung. sedikit marah dan kecewa saya remet2 itu adonan lalu berakhir di tong sampah.

tapi saya tetap penasaran sama si kulit risoles itu, apalagi mengingat bahan2 yang udah terlanjur dibeli. akhirnya sabtu kmrn nyoba bikin lagi. sengaja pilih waktu dimana nggak ada orang di rumah, jadi kalo gagal nggak abis2an diledek lagi. heheheee... kali ini lebih hati2, pelan2, dan lebih cermat. jadilah si kulit, walau bentuknya belom sempurna tapi masih bisa dilipat dan digulung nantinya. setelah kulitnya, mulai menyiapkan isinya, lalu masukkan ke kulitnya, gulung2/ lipat seperti amplop, masukkan ke kocokan telur, lalu gulingkan ke tepung panir. setelah itu masukkan ke dalam freezer beberapa jam dan goreng hingga kecoklatan. hasilnya??? ah akhirnya jadi juga, tapi rasanya benar2 biasa. tak ada yg special. bahkan saya pun tak berselera untuk mengambil gambarnya dan memamerkannya disini. heheheheee...

akhirnya saya sampai pada satu kesimpulan: saya tak akan pernah mencoba bikin risoles lagi. saya akan tetap menjadi penikmatnya saja, dan tak akan pernah saya rusak cita rasa itu dengan tangan saya sendiri...=)

Kamis, September 04, 2008

HIK- Hidangan Istimewa Kampung

beberapa hari yg lalu ga sengaja nemu gerobak HIK di sebrangnya blok M plaza di sisi yg ada KFCnya (timur tenggaranya nggak tau deh). tak pikir panjang langsung gw n my hubby mendekat dan melekatkan pantat disitu...

sekilas menunya emang nggak beda jauh ama yg di solo. menu specialnya tetep nasi kucing dan bbrp sate dan gorengan. bedanya disini nasi kucingnya ada bbrp macem; nasi bandeng-nasi oseng2 tempe- nasi teri- sm nasi tongkol. porsinya ya porsi kucing, satu ikan tongkol mungkin bisa jadi 10 bungkus.
jenis2 satenya ada sate usus- sate paru- telor puyuh- dan daging2an lainnya lah. nah kalo gorengan sayangnya pas kita dateng udah abis dikuras, bnr2 tinggal nampannya boo. sebenernya yg khas dari warung HIK adl tahu/ tempe bacem, dan itu juga ga kita temukan disana.

soal rasa...hmmm masih kalah emang sm yg di solo. ah atau emang atmosfernya udah berubah juga. di solo t4 kayak gini bisa jadi t4 nongkrong semaleman bahkan sm pagi. terkadang malah bisa bertemu inspirasi disana. disini, duduk di pinggir gerobak menikmati menu yg sama tp ditambah asap dari knalpot metromini yg lewat, blm lagi bajajnya, jgn ditanya... tapi cukup mengobati kerinduan yg udah terpendam cukup lama, apalagi kita berdua juga bukan penggemar junk food, jadi t4 kayak gini si much better lah.

total kerusakan malam itu lumayan mahal si, untuk 2 nasi kucing-2 es teh manis- 2 sate usus-1 otak2 bakar- 1 sate paru- 1 sate telor puyuh, abisnya 26k. nah pas itung menghitung itu ternyata si abang jualannya fasih berbahasa sunda!!! langsunglah gw protes, tp dia membela diri dengan menunjuk satu temannya lagi dan bilang "tapi kalo yg ini orang solo asli, mbak"...
Senin, September 01, 2008

happy birthday me



first day of september 2008,
first day of Ramadhan 1429 H...

my first birthday as a wife,
and our first ramadhan to spend with...

is there any special than this???
oh, well, happy birthday me...=)
 

Blog Template by BloggerCandy.com