Minggu, Januari 19, 2014

ayo sekolah (lagi), pandji...

baiklah. 
ini adalah beberapa catatan dan alasan kenapa saya akhirnya sungguh tega dan 'kejam'nya memindahkan sekolah pandji yang berjarak kurleb 12km dari rumah. 
iya. untuk sekolah taman kanak- kanak. 
iya. saya mungkin mengada- ada dan menyiksa diri sendiri. 

pertama. 
pandji bahagia. 
yang selalu saya tanyakan pada pandji ketika dia pulang sekolah adalah "apakah dia bahagia di sekolah hari ini?" 
selalu dijawabnya dengan "iya.." dan mata berbinar binar. 
kemudian dia akan menceritakan kegiatan apa yang dilakukan di sekolahnya tadi, lalu bertanya tanpa henti. 
matanya penuh rasa ingin tahu, pertanyaannya tak berbatas imajinasi. 
saya sungguh menikmati per-kata dan tanya-nya. 

kedua. 
baju sekolahnya selalu kotor dan bekalnya selalu habis. 
berani kotor itu baik bukanlah slogan iklan semata. 
saya akan menyambutnya penuh suka cita ketika dia pulang dengan seragam penuh serpihan pasir dan noda tanah, atau bahkan warna warni cat air. 
karena, dia pasti beraktivitas di luar bersama teman2nya dan menikmati penuh hak nya sebagai seorang anak: bermain. 

saya juga selalu tanya malam sebelumnya, mau bekal apa besok ke sekolah? dan setiap kali saya penuhi permintaannya dia akan dengan senang hati menghabiskan bekalnya. 
kalau makannya banyak, pastilah energi yang dikeluarkannya juga banyak. energi untuk bermain dan bersenang- senang. 

ketiga. 
pandji tidak pernah mengeluh. 
awal kepindahan sekolahnya saya terlebih dulu bertanya pada pandji. 
karena sekolah pilihannya terbilang jauh, konsekuensinya adalah dia harus bangun dan berangkat lebih pagi, lalu menempuh perjalanan 35 menit dengan motor atau min 45 menit dengan mobil. 
dia setuju. dan benar2 menjalankannya sepenuh hati. 
kembali pada poin pertama, berarti dia bahagia :) 

keempat. 
saya mengamati pertumbuhan dan perkembangan pandji setiap saat. 
saya belajar dan mempelajari. mengenali model pembelajaran pandji dan kecerdasannya. 
saya mengikuti caranya, salah satunya dengan menganalogikan setiap huruf dan angka pada sebuah benda/ hewan, kadang menambahkannya dengan bernyanyi. 
pandji cepat bosan, dan kalau sudah seperti itu saya harus mengembalikan lagi hak-nya, bermain. 
saya tak perlu menjelaskan itu pada pengajarnya di sekolah. 
saya belum sempat menceritakan kebiasaan pandji mengingat huruf dan angka dengan cara kami. 
sampai tiba2 pandji punya analogi2 baru untuk huruf dan angka lain yang belum sempat kami pelajari. 
tanpa saya beritahu, pengajarnya sudah paham kebiasaan pandji, kemudian mengikuti maunya, bukan memaksa dengan cara lama.

kelima. 
pandji tidak pernah minta diantar sampai ke depan kelasnya. 
dia akan melompat turun ketika sampai di gerbang sekolah. 
hanya melambai sebentar pada saya lalu melenggang riang menuju sekolahnya. 
setidaknya dia merasa nyaman dan aman disana, bukan berjalan menuju tempat yang menakutkan. 

keenam? 
ah, rasanya terlalu berlebihan kalau saya teruskan. 
lima poin itu saja dulu yang saya pegang erat saat ini. 

saya masih harus banyak bersabar. 
kami masih ingin banyak belajar. 

investasi ada pada kebahagiaan anak kami. 
bekal untuk masa depannya nanti. 

 

Blog Template by BloggerCandy.com