Rabu, Februari 23, 2011

pendidikan anak usia (terlalu) dini (?) #2

banyak sekali pro dan kontra setelah saya menulis tentang ini kemarin.
mungkin juga karena tulisan saya kurang komunikatif dan belum jelas ditujukan buat siapa...
maaf sekali. tapi semua tulisan di blog ini berasal dari penglihatan saya, pengetahuan saya yang pasti masih minim, dan tentu aja tentang saya. kalau ada pihak yang merasa disinggungkan saya bener2 minta maaf.

sebenernya keprihatinan ini karena saya melihat sendiri playgroup disini yang menurut saya *kejam*. kenapa kejam? anak usia 3 taun, sekolahnya setiap hari dari jam 7.30- 13.30 dan tidak boleh didampingi orang tua!!!...

baiklah, mari kita lihat sisi positifnya:
1. si anak jadi mandiri dan disiplin. nggak ditemenin org tua dan ada keteraturan dalam rutinitas
2. si anak punya pola kegiatan yang tentu aja positif karena didampingi langsung sama staf pengajar profesional. lah kalo di rumah palingan main masak2an atau celoteh2 ringan sama si embak. atau nemenin ibunya uplek di dapur bikin kue dan masak seperti saya ini...
3. dari sisi kecerdasan...hmmm...kembali lagi ke si anak ya...setiap anak unik dan memiliki pribadi masing2...jangan pernah membandingkan!!!

saya nggak tahu sisi yang satunya bisa dibilang negatif atau enggak. tapi menurut saya bukan hal yang bijak *meninggalkan* setengah harinya si anak di 3 tahun pertama hidupnya tanpa dampingan orang tua...sekali lagi, ini menurut saya ya. kalo saya si nggak tega kalo pandji digituin...:(
adakah yang bisa menggantikan bonding yang tepat antara orang tua dan anak?? saya rasa tidak, bahkan staf pengajar se-profesional apapun.

lalu ada juga playgroup lain yang *hanya* menerapkan 3 hari dalam seminggu. jadi sekolahnya cuma senin-rabu-jumat. untuk sebuah pilihan menurut saya yang ini lebih bijak. si anak tetap mayoritas berada di tangan keluarga, sekali lagi untuk di 3-4 tahun pertama di hidupnya.

lalu apa perbedaan keduanya?
bobot yang masuk tentu akan lebih banyak ketika 6 hari dalam seminggu ketemu staf pengajar profesional daripada yang 3 hari dalam seminggu, bukan?
wah, kalau yang ini saya belum berani banyak bicara. karena saya nggak tahu ngapain aja selama 3-6 hari itu. tapi saya punya 2 contoh soal anak yang ngambil 2 metode itu.
di mata saya mereka tetap dunianya anak2. isinya yang bermain sambil belajar sambil bermain. tapi salah satu anak justru malah jadi lebih galak sama orang tuanya, yang mana? coba anda tebak sendiri.... kalau dalam hal akademis *mengenal huruf dan angka* sya nggak tahu ya siapa yang lebih pinter, karena bukan itu juga poin saya.

sekali lagi. ini semua dilihat dari dunia saya. ibu di rumah beranak satu tanpa asisten rumah tangga, lingkungan komplek dengan 34 KK yang hampir semuanya keluarga muda dengan anak2 balita. ini tentunya akan sangat berbeda dilihat dari kacamata ibu bekerja, ibu di rumah tapi lingkungan sepi (nggak ada teman sebaya), ibu sibuk luar biasa dan lain sebagainya.
saya tidak menyudutkan siapapun. pilihan tetap di tangan orang tua, bukan?...:)

0 komentar:

 

Blog Template by BloggerCandy.com