Selasa, September 11, 2007

pray?

Seorang teman memintaku mendo’akannya untuk sebuah momen yang penting… Aku Cuma bilang “iya”… that’s it…

Sampai dimana kekuatan sebuah do’a untuk orang lain, actually??

Lain halnya kalo qta minta do’a pada seorang “kiai” atau “gus” atau malah “aa” yang sudah terbukti kemanjuran do’anya… bukan… aku hanya mencari sebuah kepastian dari keseharian…

Atau mungkin sudah merupakan hukum “refleksifitas” saat qta dihadapkan pada pertanyaan itu, qta pun akan melakukan hal yg sama…
“iya…”
“pasti….”
“siiip…”
“insya Allah…” kata orang Islam…

Aku pun refleks seringkali berucap seperti itu… Tapi apa aku benar2 mendoakan orang itu dalam kegiatan sembahyang ataupun do’a sebelum tidur?? Not really… kadang aku sendiri juga lupa punya “tanggungan” do’a untuk orang lain… =P

Tapi ada juga yang bilang saat qta menyanggupi permintaan doa tersebut itu sudah merupakan do’a untuk orang itu… seperti makna “amin” dalam setiap do’a yang qta dengar dari sebuah majelis…

Tapi lain lagi kata Dee dalam filosofi Kopi-nya…
Apa yang harus didoakan?
Hidup berjalan sesuai kontrak yang disepakati antar roh sebelum terlahir menjadi daging ke dunia..
Apapun yang terjadi bukanlah keberuntungan atau kesialan, melainkan eksekusi kontrak belaka,
Jadi apakah seseorang bisa dibilang sial kalau kesialan itu sudah direncanakan??....
Semuanya hanya kembali lagi ke personal masing- masing…
Dan aku pun percaya pada kekuatan sebuah do’a… oleh siapapun itu…

0 komentar:

 

Blog Template by BloggerCandy.com